Sejarah dibalik Monumen Kapal Selam
Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 memiliki sejarah yang sangat penting dalam perjuangan Indonesia melawan penjajah. Kapal selam ini merupakan kapal selam pertama yang masuk dalam Angkatan Laut Indonesia pada tanggal 29 Januari 1962. Pada masa tugasnya, KRI Pasopati 410 memiliki peran utama dalam menghancurkan garis musuh.
Pada tahun 1995, konstruksi Monumen Kapal Selam dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Basofi Soedirman. Proses pembuatan kapal selam ini dilakukan dengan membagi bagian-bagian menjadi 16 terlebih dahulu, kemudian disambungkan kembali. Pada tanggal 15 Juli 1998, Monumen Kapal Selam secara resmi dibuka sebagai destinasi wisata sejarah di Surabaya.
Monumen Kapal Selam ini bukanlah sebuah replika, melainkan kapal selam asli KRI Pasopati 410. Pembangunan monumen ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian terhadap sejarah perjuangan Indonesia dan juga untuk melestarikan warisan negara di masa penjajahan.
Sebagai warga Surabaya, kita patut berbangga karena Monumen Kapal Selam merupakan monumen sejarah terbesar di Asia. Monumen ini menjadi simbol keberanian dan ketangguhan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. Bagi yang ingin mengunjungi Monumen Kapal Selam, terdapat fasilitas kolam renang yang dapat dinikmati.
Dengan mengunjungi Monumen Kapal Selam, kita dapat mempelajari lebih dalam tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 adalah warisan berharga yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa.
Menilik Sejarah Hebatnya Monumen Kapal Selam Surabaya
Detail dari KRI Pasopati 410
KRI Pasopati 410 adalah salah satu Armada Divisi Timur yang menjadi inspirasi untuk pembangunan Monumen Kapal Selam Surabaya (Monkasel). Konstruksi Monkasel dimulai pada bulan Juli 1995 dengan Basofi Soedirman sebagai peletak batu pertama. Meskipun Monkasel bukanlah replika, namun pembuatannya dilakukan dengan membagi kapal menjadi 16 bagian terlebih dahulu. Bagian-bagian kapal selam tersebut kemudian disambungkan kembali untuk membentuk monumen yang megah.
Pada tanggal 15 Juli 1998, Monkasel resmi dibuka dan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang terkenal di Surabaya. Monumen ini memiliki warna hijau dan merupakan monumen kapal selam terbesar di Asia. Pembangunan Monkasel didasarkan pada ide dari para sesepuh kapal selam dan angkatan laut, sebagai upaya untuk memperingati sejarah Indonesia sebagai Negara Maritim.
Sebagai destinasi wisata sejarah, Monkasel tidak hanya menawarkan pengalaman yang menarik bagi pengunjung, tetapi juga menjadi warisan sejarah yang penting bagi Indonesia. Dengan kehadiran Monkasel, kita dapat menilik kembali sejarah hebat dari KRI Pasopati 410 dan menghargai peran penting kapal selam dalam pertahanan dan kekuatan maritim Indonesia.
Awal Mula Kedatangan KRI Pasopati 410
KRI Pasopati 410 tiba di Surabaya pada awal tahun 1962. Kapal selam ini merupakan bagian dari Armada Divisi Timur yang bermarkas di Surabaya. Kedatangan KRI Pasopati 410 menjadi momen bersejarah bagi kota Surabaya karena merupakan kapal selam pertama yang dimiliki oleh Indonesia.
Kedatangan KRI Pasopati 410 di Surabaya merupakan hasil dari upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan laut negara. Kapal selam ini memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan dan kedaulatan laut Indonesia. Dengan kehadiran KRI Pasopati 410, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang memiliki kapal selam sebagai bagian dari kekuatan angkatan lautnya.
Sejak kedatangannya, KRI Pasopati 410 aktif beroperasi dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai kapal selam perang. Kapal selam ini telah mengalami berbagai misi dan latihan di perairan Indonesia dan juga di luar negeri. Keberhasilan KRI Pasopati 410 dalam menjalankan tugasnya sebagai kapal selam perang menjadi bukti kehebatan dan kehandalan kapal selam ini.
Seiring berjalannya waktu, KRI Pasopati 410 pensiun dari tugas operasionalnya. Namun, sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap sejarah dan jasa-jasa kapal selam ini, dibangunlah Monumen Kapal Selam di Surabaya. Monumen ini merupakan replika skala penuh dari KRI Pasopati 410 dan menjadi salah satu monumen kapal selam terbesar di Asia.
Dengan hadirnya Monumen Kapal Selam, masyarakat dan pengunjung dapat menilik sejarah hebatnya KRI Pasopati 410 dan menghargai peran penting kapal selam dalam pertahanan laut Indonesia. Monumen Kapal Selam juga menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik di Surabaya, yang memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mempelajari lebih lanjut tentang kapal selam dan sejarah maritim Indonesia.
Fasilitas Monumen Kapal Selam Surabaya
Monumen Kapal Selam Surabaya, juga dikenal sebagai Monkasel, memiliki beberapa fasilitas pendukung yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Pertama, terdapat Video Rama yang merupakan fasilitas audio visual yang memberikan informasi dan cerita mengenai sejarah kapal selam dan kekuatan maritim Surabaya. Pengunjung dapat menonton video ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kapal selam dan peran Surabaya dalam kekuatan maritim.
Selain itu, terdapat Musik Life yang menyajikan musik-musik yang berkaitan dengan tema maritim. Pengunjung dapat menikmati musik yang mengiringi kunjungan mereka ke Monumen Kapal Selam, menciptakan suasana yang lebih hidup dan menyenangkan.
Bagi pengunjung yang membawa anak-anak, terdapat Kolam Renang khusus untuk anak-anak. Kolam renang ini dirancang untuk memberikan kesenangan dan hiburan bagi anak-anak yang berkunjung ke Monumen Kapal Selam. Mereka dapat bermain air dan bersenang-senang di kolam renang ini.
Selain itu, terdapat juga Rekreasi Air di sungai Kalimas. Pengunjung dapat menikmati kegiatan rekreasi air di sungai Kalimas yang terletak di sekitar Monumen Kapal Selam. Ini adalah kesempatan yang baik bagi pengunjung untuk menikmati keindahan alam sekitar sambil menikmati suasana maritim.
Rute menuju Monumen Kapal Selam Surabaya
Untuk menuju Monumen Kapal Selam Surabaya, terdapat dua rute yang dapat Anda pilih, yaitu melalui Balai Kota Surabaya dan Stasiun Gubeng.
- Jika Anda memulai perjalanan dari Balai Kota Surabaya, rute ini tergolong dekat karena keduanya berada di pusat Kota Surabaya. Dari Jalan Sedap Malam, beloklah ke Jalan Walikota Mustajab hingga mencapai Jalan Gubeng Pojok. Setelah itu, belok ke kanan dan masuk ke Jalan Pemuda. Setelah melewati jembatan, langsung belok ke kanan karena Monumen Kapal Selam berada di sisi kanan jalan.
- Sedangkan jika Anda datang menggunakan kereta api dan berhenti di Stasiun Gubeng, Anda dapat berjalan kaki menuju Monumen Kapal Selam. Dari stasiun, berjalanlah menuju pertigaan Jalan Sumatera, lalu belok ke kanan. Setelah melewati sungai, Anda akan memasuki Jalan Pemuda. Monumen Kapal Selam berada di sisi kanan jalan.
Dengan mengikuti rute-rute tersebut, Anda akan dapat mencapai Monumen Kapal Selam Surabaya dengan mudah.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Monumen Kapal Selam Surabaya
Untuk Monumen Kapal Selam Surabaya, harga tiket masuknya adalah Rp15.000. Pengunjung dapat memasuki objek wisata ini dengan membayar tarif tersebut. Monumen Kapal Selam Surabaya juga memiliki jam operasional yang cukup luas, yaitu mulai dari pukul 08.00 hingga 21.00. Jadi, pengunjung memiliki waktu yang cukup fleksibel untuk mengunjungi dan menikmati keindahan Monumen Kapal Selam Surabaya.
Daya Tarik Monumen Kapal Selam Surabaya
Monumen Kapal Selam Surabaya, juga dikenal sebagai Monkasel, memiliki banyak daya tarik yang membuatnya menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pertama, Monumen Kapal Selam ini merupakan sebuah kapal selam yang berada di darat, yang telah diubah menjadi bangunan museum. Hal ini membuatnya unik dan menarik perhatian wisatawan.
Selain itu, Monumen Kapal Selam Surabaya juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kapal selam KRI Pasopati 410, yang menjadi monumen ini, merupakan salah satu armada angkatan laut Republik Indonesia yang dibuat pada tahun 1952. Kapal selam ini terlibat dalam pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari penjajah Belanda. Monumen ini dibuat sebagai penghormatan terhadap perlawanan dan semangat juang para pahlawan nasional Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Selain itu, di Monumen Kapal Selam Surabaya juga terdapat pemutaran film yang menampilkan proses peperangan yang terjadi di Laut Aru. Hal ini memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung untuk memahami sejarah dan perjuangan yang terjadi di masa lalu. Tidak hanya itu, warga lokal di sekitar Monumen Kapal Selam Surabaya juga terkenal ramah dan hangat terhadap wisatawan, baik lokal maupun asing. Hal ini membuat pengunjung merasa nyaman dan selamat selama mengunjungi tempat ini.
Dengan daya tarik yang unik, nilai sejarah yang tinggi, dan keramahan warga sekitar, Monumen Kapal Selam Surabaya menjadi salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di kota Surabaya.
Syarat Berkunjung ke Monumen Kapal Selam
Untuk mengunjungi Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Surabaya, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pengunjung diwajibkan sudah divaksin minimal dosis pertama. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kesehatan pengunjung serta mencegah penyebaran virus.
Kedua, sebelum masuk ke dalam area Monumen Kapal Selam, pengunjung diharuskan untuk melakukan scan QR code peduli lindungi. QR code ini berfungsi sebagai bukti bahwa pengunjung telah melakukan pendaftaran dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, pengunjung dapat menikmati pengalaman berwisata yang aman dan nyaman di Monumen Kapal Selam.
Kontak dan Lokasi Monumen Kapal Selam Surabaya
Monumen Kapal Selam Surabaya, atau yang biasa disebut Monkasel, terletak di Jalan Pemuda 39, Surabaya. Untuk menghubungi Monkasel, pengunjung dapat menggunakan nomor telepon 031-5490-410 atau mengirim email ke monkaselsurabaya@gmail.com.
Dengan lokasinya yang strategis di Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Monkasel menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi para penggemar sejarah dan pecinta kelautan. Jadi, jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah kapal selam dan kekuatan maritim Surabaya, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Monumen Kapal Selam Surabaya.
Baca Juga